Selasa, 26 Oktober 2010

jurnalisme sastrawi di kantor polisi

ini kedua kalinya aku ke tempat itu, kali ini bukan untuk wawancara. sepertinya aku yang akan diwawancara.

kami masuk bersama kenalan moyang, teman senasibku. ia menyuruh kami duduk di sudut dalam ruangan itu. aku melihat keadaan sekitar. tujuh meja, lengkap dengan kursi dan komputer bersama empat orang pria dewasa di ruangan itu. tiada kesan gelap, seram atau pun sendu. kipas angin terus berputar. masih di ruangan yang sama, pendingin udara juga dinyalakan. walau begitu, hatiku tetap tak tenang. ini kali pertama aku diwawancarai polisi.

mereka tertawa, akan kebodohan kami. tiada masalah, kami pun tak mempermasalahkan itu lagi. hanya berharap bantuan mereka yang berwenang.

pria berperut buncit itu menolak tuk memeriksa kami. belahan jiwanya kan menjadi saksi ahli nanti, katanya. beralih lah kami kepada pria berkumis. ia tak menyeramkan, hanya asyik tertawa dengan teman seruangan. mengulang-ulang pertanyaan yang telah kami jawab.

lalu ia memandang dengan serius. entah apa rasanya, dipandangi pria berumur, sedikit botak dan berkumis ala pak raden. aku mulai membayangkan film-film yang memiliki adegan interogasi.

Senin, 18 Oktober 2010

galau

jari-jari menekan setiap tuts yang ada di atas meja. kemudian, tombol delete di tekan kembali. menekan sampai tiada kata tersisa di dalam kotak putih di depan mataku.

aku terdiam..

aku ingin bercerita. cerita tanpa koma. cerita tentang perjuangan hidup yang berat. cerita tentang trauma. cerita tentang perih yang dibalut dengan kasa rapuh.

kemudian galau datang, menginjak semua rasa itu. semua ingin itu.

Kamis, 14 Oktober 2010

laki-laki itu

Kemeja putih itu tampak pas di badanmu.
Yang aku tahu betul, walau tak berisi namun berbentuk.
Kemeja putih itu,entah pemberian siapa atau sudah berumur berapa bulan.
Aku tak peduli, karena tetap membuatmu keren seperti biasanya.

Kau berjalan lurus, tak melihatku yang memandangmu menjauh.
Memandang punggungmu, yang aku kenali baunya.

Kemudian, kau lewat lagi.
Aku memandangmu, kosong.
Tak tahu kau melihatku atau tidak, gadis yang penuh luka ini..


Siang, setelah mencium wangimu dari kejauhan.
Oktober, empatbelas.

dan akhirnya aku membuat blog..

dulu aku tak mau mebuat blog. jangan tanya kenapa..

dan sekarang aku membuatnya.

kejadian beberapa hari yang lalu, membuat kepala panas. dan entah kenapa, membuatku ingin menulis..