Selasa, 25 Oktober 2011

Kala Hujan

Langit cerah retak kini
Hadirkan sisi gelapnya yang menawan
Peluhnya pun tumpah
Setetes, puluhan tetes, lalu ratus ribuan tetes
Tak apa, karena ia sisakan waktu panjang untuk kita

Hujan hari ini punya cerita,
Ia juga bawa cerita lampau
Cerita mana yang ingin kau dengar?
Atau kita karang saja, cerita baru?

Kau genggam tanganku
Di lorong hitam panjang
Sebelumnya, kau tampar gadis itu
Dan bawakan ku seikat mawar.

Kau genggam tanganku
Di lorong hitam panjang
Menangis tersedu
Karena gadis itu menyayat hatimu

Kau genggam tanganku
Di lorong hitam panjang
Tak berkata, hanya tersenyum lega
Walau beban menumpuk di pundakmu

Kau genggam tanganku..
Ah,
Cerita mana yang kau suka, sayang?


terinspirasi dari tweet Sudjiwo Tedjo, “Tahukah kamu orang yang paling tak berperasaan? Dia yang jauh dari kekasih di saat hujan, tapi tidak menghasilkan puisi.”


Juga dimuat di www.suarausu-online.com

Minggu, 23 Oktober 2011

Dia


Dia, memandangku sendu dengan matanya yang bulat.
Berkali-kali ia mengerjapkan matanya, menunjukkan kelentikan bulunya.
Sesekali ia menarik nafas dalam-dalam, sambil menyimak setiap kata yang ku  ucapkan.
Bibirnya yang tipis, tersenyum lemah saat mendengar keputusanku.
Sudah berapa kali kita berbicara seperti ini?
Sudah berapa kali aku tertawa putus asa di depanmu, sayang?
Kemudian tanyaku, “Apa maumu?”

“Cukup genggam tanganku, dan janjikan kau akan pulang untukku, nanti.”

Ga peka


A       : Aku dapet lagi.
B        : Udah dua kali kan, bulan ini?
A       : Iya.
B        : Stres berarti.
A       : (dalam hati) Gara-gara kamu, tau’?!?!?!?!?
*buat mam-mam tersayang