Sabtu, 26 November 2011
Hanya ingin berbagi pesan teks dari seorang teman yang baik ketika saya sedang galau saat itu. Tepatnya di bulan Juli 2011.
A : Kamu mencintainya?
B : Iya, sangat
A : Kamu menginginkannya?
B : Iya, sangat
A : Kamu harus ingat kedua hal itu, ketika hari-hari tidak bersahabat datang menghampiri
Mungkin, seharusnya ada satu halaman yang berisi isi-isi pesan teks yang masuk ke dalam handphone, karena sayang untuk dibuang tapi memori hp udah teriak-teriak minta dikurangi..
Ini salah satu pesan teks dari seorang sahabat, dengan perubahan seperlunya.
Berterima kasihlah pada orang yang telah melukai hatimu, karena dia telah membuat hatimu kuat.
Berterima kasihlah pada orang yang telah berbohong kepadamu, karena dia membuat hidupmu bijaksana.
Berterima kasihlah pada orang yang membencimu, karena dia yang mengasah ketegaranmu.
Dan berterima kasihlah pada orang yang telah menyayangimu, karena itulah anugerah yang terindah dalam hidupmu.
Yang aku suka, tiga kalimat pertama, sih. Kalimat terakhir mulai ‘terbaca’ berlebihan. Hahay…
Kamis, 24 November 2011
Rabu, 23 November 2011
aku menulis, semoga sesuai dengan kenyataan yang berusaha diputar lagi oleh otak bagian entah apa.
aku menulis, dengan harapan aku tidak melakukan konstruksi atas kepentingan pribadiku. semoga. Amin.
aku menulis, dengan harapan aku tidak melakukan konstruksi atas kepentingan pribadiku. semoga. Amin.
Subel.
Anyone know?
Kata ini diajarkan oleh sahabat saya di awal masa-masa kuliah yang indah (ceilaaa). Dia yang besar di Langsa, sebuah kota kecil di Provinsi Daerah Istimewa Aceh, membawa bahasa slang yang populer saat dia SMA. Katanya, tidak semua anak Langsa tahu makna kata itu.
Jadi, subel itu apa? Waktu itu, dia memberi contoh seperti ini, “Misalnya lah, ada orang lagi nyapu. Trus, kau gangguin dia. Itulah subel!” Aku ingat, dia mikirnya agak lama untuk mendeskripsikan subel itu. Pun subel yang kami (aku,dia dan seorang sahabat lagi) pergunakan saat itu tetap saja berbeda maknanya dari “mengganggu orang yang lagi menyapu.”
Sekarang, kata itu pun sepertinya sudah menjamur di organisasi yang kami ikuti. Perempuan, laki-laki, asal Bandung, asal Aceh, sering nyubilin (asal kata: men-subel) orang.
Tak perlu lah aku sebutkan makna subel yang kami maksud. Terkadang, ada hal-hal yang tak perlu kita ketahui makna sebenarnya. Seperti mencari arti sebuah kata di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ini lah pergaulan, asal sama-sama tahu, then we’ll use it.
Bagi yang tidak tahu, selamat menjadi korban ke-subel-an kami!
Ciao!
Langganan:
Postingan (Atom)