Jumat, 20 April 2012
aku sedang melihat diriku.
jelas, tanpa ada sekat.
aku membaca setiap inci tubuhku, jiwaku, hatiku.
kau sedang melihat diriku.
hitam terkadang abu-abu.
hitam yang dibalut keindahan, keindahan yang menyakiti setiap inci jiwamu.
aku sedang melihat dirimu.
bersemangat, muda dan bebas.
kedewasaan tak kau perlukan, karena kau merdeka.
aku telah mengenal aku.
tak ada keraguan, tak ada kebimbangan.
aku dengan segala kekuranganku, kini menari di atasmu.
kau menangis, tapi kau tak akan melihatku menangis.
kau batu, aku karang. siapa yang lebih kuat?
jelas, tanpa ada sekat.
aku membaca setiap inci tubuhku, jiwaku, hatiku.
kau sedang melihat diriku.
hitam terkadang abu-abu.
hitam yang dibalut keindahan, keindahan yang menyakiti setiap inci jiwamu.
aku sedang melihat dirimu.
bersemangat, muda dan bebas.
kedewasaan tak kau perlukan, karena kau merdeka.
aku telah mengenal aku.
tak ada keraguan, tak ada kebimbangan.
aku dengan segala kekuranganku, kini menari di atasmu.
kau menangis, tapi kau tak akan melihatku menangis.
kau batu, aku karang. siapa yang lebih kuat?
Selasa, 10 April 2012
Sekarang jam 20.01 di handphone-ku. Tadinya, ingin menulis
banyak hal tentang Budi. Seorang teman yang baik, ceria, talented, aktif di mana-mana dan punya cita-cita besar. Tapi sampai
sekarang, masih tidak tahu harus memulai darimana. Atau sebenarnya, aku sudah
memulai?
***
Kira-kira sudah lebih
dari sebulan tidak berkomunikasi dengan dia. Terakhir kali berbincang, saat
kami bertemu di pameran foto di Convention Hall Hotel Santika. Seperti biasa,
ia tampak bersemangat dan cerewet. J
Budi baru saja memimpikan aku, dan mimpinya cukup aneh. Aku terbahak. Tak lama
setelah hari itu, kami masuk di kelas yang sama. Nyaris tak ada interaksi saat
itu. Beberapa minggu kemudian, pesannya masuk di handphone-ku mengabarkan tugas untuk mata kuliah tersebut.
Tadi siang, hampir jam
14, Galih salah satu teman kami menelpon. Hampir tidak aku angkat karena lagi
makan dan nomornya tidak tersimpan di handphone.
Bicaranya terburu-buru dan ada nada cemas yang aku tangkap. “Ban, udah tau kabar Budi?”
Kabar yang Galih
sampaikan, Budi sedang koma karena Leukimia. Galih baru saja ditelpon oleh
tante Budi yang berada di Penang bersama Budi. Jam 18 akan sampai di Polonia.
Sempat bingung juga, kabar ini benar atau tidak.
Tak
sampai sejam yang lalu, Moyang (juga teman aku dan Budi) mengirim pesan teks. Keadaannya
makin kritis karena pecah pembuluh darah di otak, Budi bakal tetap di Penang.
Tak lama kemudian, kabarnya Budi harus dioperasi walau kemungkinannya 50
banding 50. Ya Tuhan…
***
Hari ini, 9 April 2012.
Kabar tebaru, dokter di Penang sudah give
up atas kondisi Budi. He’ll be back here soon.
Banyak berita yang
disiarkan melalui blackberry messenger,
tak sedikit yang hoax. Sayangnya aku bukan pengguna BB, dan masih berharap
kabar yang dikirim via pesan teks.
Omong-omong, Minggu
pagi kemarin aku digabungkan ke grup Facebook ‘semua sayang budi’. Semoga ada
kabar baik dari sana. Karena, semua memang sayang Budi.
7-9 April 2012
Langganan:
Postingan (Atom)