Selasa, 10 April 2012

Budi


Sekarang jam 20.01 di handphone-ku. Tadinya, ingin menulis banyak hal tentang Budi. Seorang teman yang baik, ceria, talented, aktif di mana-mana dan punya cita-cita besar. Tapi sampai sekarang, masih tidak tahu harus memulai darimana. Atau sebenarnya, aku sudah memulai?

***
Kira-kira sudah lebih dari sebulan tidak berkomunikasi dengan dia. Terakhir kali berbincang, saat kami bertemu di pameran foto di Convention Hall Hotel Santika. Seperti biasa, ia tampak bersemangat dan cerewet. J Budi baru saja memimpikan aku, dan mimpinya cukup aneh. Aku terbahak. Tak lama setelah hari itu, kami masuk di kelas yang sama. Nyaris tak ada interaksi saat itu. Beberapa minggu kemudian, pesannya masuk di handphone-ku mengabarkan tugas untuk mata kuliah tersebut.

Tadi siang, hampir jam 14, Galih salah satu teman kami menelpon. Hampir tidak aku angkat karena lagi makan dan nomornya tidak tersimpan di handphone. Bicaranya terburu-buru dan ada nada cemas yang aku tangkap. “Ban, udah tau kabar Budi?”
Kabar yang Galih sampaikan, Budi sedang koma karena Leukimia. Galih baru saja ditelpon oleh tante Budi yang berada di Penang bersama Budi. Jam 18 akan sampai di Polonia. Sempat bingung juga, kabar ini benar atau tidak.

Tak sampai sejam yang lalu, Moyang (juga teman aku dan Budi) mengirim pesan teks. Keadaannya makin kritis karena pecah pembuluh darah di otak, Budi bakal tetap di Penang. Tak lama kemudian, kabarnya Budi harus dioperasi walau kemungkinannya 50 banding 50. Ya Tuhan…

***
Hari ini, 9 April 2012. Kabar tebaru, dokter di Penang sudah give up atas kondisi Budi. He’ll be back here soon.
Banyak berita yang disiarkan melalui blackberry messenger, tak sedikit yang hoax. Sayangnya aku bukan pengguna BB, dan masih berharap kabar yang dikirim via pesan teks.
Omong-omong, Minggu pagi kemarin aku digabungkan ke grup Facebook ‘semua sayang budi’. Semoga ada kabar baik dari sana. Karena, semua memang sayang Budi.

7-9 April 2012

0 komentar:

Posting Komentar