Sabtu, 27 Juli 2013

Babysitter Gin

Resensi yang baik, ialah yang tidak memaparkan akhir cerita, tapi mampu membuat pembaca penasaran untuk membaca sesuatu itu dari awal hingga akhir. Tapi yang bakal aku bahas di sini, belum tentu memenuhi kriteria sebuah resensi yang baik.

Babysitter Gin
Oleh : Yoshida Akimi
Seri  : 1-10 (belum tamat)
Tahun Terbit : 2007

Ginnosuke Smoochiai  rela menyamar menjadi perempuan, demi kecintaannya pada anak-anak. Pria bertubuh tinggi ini mendalami profesi sebagai babysitter (pengasuh bayi) di Jepang. Saat itu, menjadi babysitter bukanlah pekerjaan yang dianggap cocok dengan jenis kelaminnya. Sebab itu, dia menggunakan pakaian ala nanny (pengasuh) dari  Inggris.

Babysitter Gin punya cara unik dalam menangani anak-anak asuhannya. Dia punya sihir yang bekerja saat yang disihir tertidur. Hingga buku ke-10 (belum tamat) pun belum ada penjelasan mengenai sihir ini, Gin bisa sihir. That's all.

Salah satu cerita menarik ialah saat seorang ibu rumah tangga merasa tidak dicintai suaminya dan sangat membenci anaknya. Ia memanggil Gin karena tak mau menjaga bayinya yang belum genap setahun itu. Dulunya, ia seorang wanita karier di kantor yang sama dengan suaminya. Tapi harus meninggalkan kariernya sebab hamil. Hal itu terjadi sebab kelalaian mereka berdua yang mabuk saat pesta kantor.

Merasa pernikahan mereka tak didasari oleh cinta, ditambah suami yang tak mau membantu mengurus anak, ibu ini pun berang. Gin akhirnya turun tangan mengurus rumah tangga pasangan yang menyewanya. Ia memaksa sang ayah untuk membantu, lalu memeberikan 'me time' untuk sang ibu. Tak lupa, sebelum mereka tidur, Gin memberikan sihir ajaibnya. Hasilnya, keluarga ini pun rukun kembali.

Secara keseluruhan, komik ini dapat menghilangkan penat Anda dengan kumpulan 'case' yang dialami Ginnosuke. Suka dukanya sebagai babysitter pria, keinginannya untuk melahirkan, adiknya yang manja dan anak-anak yang diasuhnya. Hanya saja, ada beberapa cerita di mana pasangannya menikah karena hamil di luar nikah, yang disebabkan minuman beralkohol. Apakah kebiasaan orang Jepang seperti itu? Atau Akimi menginterpretasikan gaya hidup orang Jepang seperti demikian?
:)

0 komentar:

Posting Komentar