Jumat, 10 Agustus 2012

Flash Fiction, Bentuk Lain Penulisan Cerpen

Anda tahu Fiksimini? Akun Twitter ini berisikan cerita-cerita sangat pendek, hanya terdiri maksimal 140 kata. Namun pembacanya mengerti makna dari cerita tersebut. Kalau flash fiction?

Tak jauh berbeda dengan konsep yang ditawarkan Fiksimini, flash fiction ialah salah satu bentuk penulisan cerita pendek (cerpen). Istilah flash fiction mulai dikenal di dunia sejak akhir abad 19, yang dikenal dengan beberapa nama seperti cerpen pendek, bite-sized, fast, atau cerita mini dan atau cerita sepanjang rokok seperti ia dikenal di Cina.

Flash Fiction yang jika dialih bahasakan ke Bahasa Indonesia berarti cerita kilat ini, tidak memiliki ketetapan jumlah karakter yang harus dipenuhi. Pembedanya dengan cerpen yang umum ialah, jika penulisan cerpen biasanya terdiri dari 3000 hingga 10000 karakter. Untuk flash fiction, terdiri kurang dari 2000 karakter. Selain itu, cerpen konvensional menggambarkan latar belakang dan karakter dalam cerpen dengan spesifik. Sedangkan pada flash fiction, penulis meminimalkan penggunaan kata-kata dan memaksimalkan imajinasi pembaca.

Ernest Hemingway, jurnalis Amerika yang juga seorang novelis dan penulis cerita pendek ini pun pernah menerapkan gaya ini. Ia menulis cerita dalam enam kata,  "Dijual: sepatu bayi, belum pernah dipakai." Apa tafsiran Anda? Bisa saja hal itu berbeda dengan maksud penulis.

Di Indonesia sendiri, buku-buku dengan gaya penulisan flash fiction mulai menjamur sejak 2006. Seperti buku Flash Flash Flash!, atau Jangan Berkedip!. Sebagai contoh, buku Jangan Berkedip! karya pasangan suami istri Isman H. S. & Primadona A. M. berisikan cerita-cerita yang terdiri dari kurang 300 kata. Bagi Anda yang kesulitan menulis cerpen dengan ribuan karakter, mungkin bisa mencoba flash fiction sebagai permulaan.

juga dimuat di www.suarausu-online.com

0 komentar:

Posting Komentar