Minggu, 05 Agustus 2012

my dear, Carrion


Penyihir, tolong aku
Carikan bulan
Terbuat dari kerinduan
Potonglah tipis,
Dan gantungkanlah tinggi-tinggi
Di atas rumah kekasihku,
Agar tampak olehnya
Saat dia tengadah,
Biar dia mendesah rindu untukku
Seperti aku mendesah rindu untuknya
Ada bulan maupun tiada
Christopher Carrion – Abarat

Puisi ini menjadi penghias pembatas buku kedua trilogi Abarat, Days of Magic Nights of War. Pengarang puisi ini merupakan salah satu pemeran antagonis utama di buku karangan Clive Barker. Sosoknya digambarkan serupa tengkorak dengan kulit tipis dan keriput. Kepalanya bisa dibilang botak, dan mulut hingga lehernya ditutupi akuarium berisi mimpi buruk!

Siapapun pasti mengamini kejelekan pria ini, apalagi kalau sudah melihat lukisannya. Namun, ada baiknya kita menilik kehidupan satu-satunya pewaris Gorgossium.
Hidupnya tragis, jadi yatim-piatu semenjak ia bayi dan harus diasuh oleh neneknya- satu-satunya keluarga Carrion yang masih hidup. Sayangnya, Mater Motley bukanlah nenek yang penuh kasih, tapi nenek yang ambisius untuk menguasai Abarat dan tak mengenal kata cinta.

Carrion yang malang, ia malah jatuh cinta dengan Putri Boa pewaris Kepulauan Siang yang notabene musuh keluarganya. Raja menginginkan Putri Boa bersatu dengan Carrion agar perdamaian tercipta di Abarat. Namun hal ini tak disanggupi oleh Putri Boa. Berlembar-lembar surat pinangan ditulis oleh Carrion tapi ditolak secara halus oleh sang putri. Di hari pernikahan Putri Boa dengan kekasihnya, sang putri malah dibunuh oleh naga suruhan Carrion. Daripada tak bisa mendapatkan putri dan harus melihatnya bersama orang lain, Carrion memilih berpisah dengan sang putri untuk selamanya.

Barker menciptakan tokoh yang benar-benar jahat. Di beberapa kilas balik dan cerita kehidupan Carrion, saya berkali-kali berharap welas asih Carrion kepada Candy (gadis manusia yang menyimpan jiwa Putri Boa). Sayangnya, berkali-kali juga saya tertipu dengan muslihat Carrion yang ditutupi oleh sikap manisnya kepada Candy. Hingga akhir hayatnya, Carrion pun berniat mengajak Candy ke alam baka bersamanya.

Walaupun begitu, entah mengapa Carrion adalah karakter yang membuat saya jatuh cinta. Bisa jadi karena hidupnya yang malang, atau karena puisinya yang ditujukan kepada Putri Boa di atas telah meluluhkan hati saya. Bahkan sampai saat terakhir pun saya masih berharap Carrion seperti Severus Snape yang ternyata selama ini kelihatan jahat namun baik hati dan penuh cinta.
si Carrion yang di sebelah kanan bawah :D

Mungkin saya saja yang terlalu mellow!

2 komentar:

Anonim mengatakan...

saya setuju dengan anda QAQ
saya jatuh cinta pada Carrion!

naturaldisaster mengatakan...

hihihih, :)
ini siapa yaa? :)

Posting Komentar