Senin, 04 Juli 2011

Empat Pagi

Kita punya rasa.
Lalu bertemu di tempat itu, menunggu mereka terlelap.
Atau mungkin tidak menunggu mereka.
Entah lah..

Kita berpindah, dari air lalu api lalu udara.
Tak masalah bagiku, toh aku tetap merasa hangat.

Kita bercerita, yang jarang aku lakukan.
Tentangku, tentangmu.
Pikiranku, pikiranmu.
Rasaku, rasamu.
Lukaku, lukamu.

Kita bermandikan cahaya bulan.
Aku tahu itu.
Dan kau terlihat lebih cantik dari biasanya.
Garis-garis wajahmu terlihat benderang.
Seakan ada lingkaran halo di kepalamu.

Aku berharap waktu berhenti.
Mungkin kau juga merasa yang sama.
Entahlah..

Kita harus berhenti.
Empat pagi, kataku.
Lalu kita berhenti.

juga dimuat di suarausu-online.com

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Banyak Empat lain yang bisa dilewati. Lain waktu, juga lain kesempatan.
Tapi takkan pernah sama. Tak sesempurna dan seindah Empat itu.

naturaldisaster mengatakan...

eaaak.. :D
thanks for reading. :)

Posting Komentar